Tri Pratiwi blog

August 15, 2007

not just in silence

Filed under: Uncategorized — tripratiwi @ 3:43 am

Trees and Flowers
Grow in Silence

Stars and Moon
Move in Silence.

God is the Friend
of Silence.

Jangan Tangisi Apa Yang Bukan Milikmu

Filed under: Uncategorized — tripratiwi @ 3:36 am

“Dalam perjalanan hidup ini seringkali kita merasa kecewa. Kecewa sekali. Sesuatu yang luput dari genggaman, keinginan yang tidak tercapai, kenyataan yang tidak sesuai harapan. Akhirnya angan ini lelah berandai-andai ria. Sungguh semua itu telah hadirkan nelangsa yang begitu menggelora dalam jiwa.

Dan sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa, masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majlis ilmu, majlis-majlis dzikir yang akan mengantarkan pada ketenteraman jiwa.

Hidup ini ibarat belantara. Tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai kehendak, mempunyai keinginan. Tetapi tidak setiap yang kita inginkan bisa terbukti, tidak setiap yang kita mahu bisa tercapai. Dan tidak mudah menyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu kita tangisi. Banyak orang yang tidak sadar bahwa hidup ini tidak punya satu hukum: harus sukses, harus bahagia atau harus-harus yang lain.

Betapa banyak orang yang sukses tetapi lupa bahwa sejatinya itu semua pemberian Allah hingga membuatnya sombong dan bertindak sewenang-wenang. Begitu juga kegagalan sering tidak dihadapi dengan benar. Padahal dimensi tauhid dari kegagalan adalah tidak tercapainya apa yang memang bukan hak kita. Padahal hakekat kegagalan adalah tidak terengkuhnya apa yang memang bukan hak kita.

Apa yang memang menjadi jatah kita di dunia, entah itu rizki, jabatan atau kedudukan, pasti akan Allah sampaikan. Tetapi apa yang memang bukan milik kita, ia tidak akan kita bisa miliki. Meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati-matian mengusahakannya.

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri..” (al-Hadiid: 22-23)

Demikian juga bagi yang sedang galau terhadap jodoh. Kadang kita tak sadar mendikte Allah tentang jodoh kita, bukannya meminta yang terbaik dalam istikharah kita tetapi benar-benar mendikte Allah: “Pokoknya harus dia Ya Allah! Harus dia, karena aku sangat mencintainya.” Seakan kita jadi yang menentukan segalanya, kita meminta dengan paksa. Dan akhirnya kalau pun Allah memberikannya maka tak selalu itu yang terbaik. Bisa jadi Allah tak mengulurkannya tidak dengan kelembutan, tapi melemparkannya dengan marah karena niat kita yang terkotori.

Maka wahai jiwa yang sedang gundah, dengarkan ini dari Allah:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kamu. Allah Maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (al-Baqarah: 216)

Maka setelah ini wahai jiwa, jangan kau hanyut dalam nestapa jiwa berkepanjangan terhadap apa-apa yang luput darimu. Setelah ini harus benar-benar dipikirkan bahwa apa-apa yang kita rasa perlu di dunia ini harus benar-benar perlu, bila ada relevansinya dengan harapan kita akan bahagia di akhirat. Karena seorang Mu’min tidak hidup untuk dunia, tetapi menjadikan dunia untuk mencari hidup yang sesungguhnya: hidup di akhirat kelak.

Maka sudahlah, jangan kau tangisi apa yang bukan milikmu!

July 17, 2007

Manfaat menahan Pandangan

Filed under: tausiyah — tripratiwi @ 9:14 am

Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, manfaat menahan pandangan di antaranya membersihkan hati dari derita penyesalan dosa, mendatangkan cahaya, keceriaan, kegembiraan, kesenangan hati, kenikmatan hidup, mendatangkan kekuatan firasat yang benar (berasal dari zhahir mengikuti sunnah, batinnya merasakan pengawasan Allah swt., menahan mata dari hal-hal yang diharamkan, menahan diri dari syahwat).

Membuka pintu dan memudahkan jalan ilmu, mendatangkan kekuatan, keteguhan, kekuatan hati, membebaskan hati dari tawanan syahwat yang memabukkan, melenakan dan melalaikan, menutup pintu neraka jahanam, cemerlang akalnya tidak hidup gegabah selalu memikirkan akibat di kemudian hari. Sadarlah kita, “Sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (Q.S. Al Hajj 22: 46). Wallahu A’lam.

Menjaga Pandangan

Filed under: tausiyah — tripratiwi @ 9:08 am

Sebuah syair akan mencoba untuk mengilustrasikan kedahsyatan mata.
Dari Mata Turun ke Hati : Awal peristiwa – Dari pandangan mata – Laksana setitik bara api – Saat mata mengembara – Bak jilatan api perlahan pasti – Menerkam semua pemandanganMerasuk pikiran terbayang-bayang – Hasrat hati mewujudkan impian – Bermain-main mereguk kesenangan – Berbuah gelimang dosa penyesalan.

Great Poem

Filed under: psikologi — tripratiwi @ 8:37 am

Suami yang menikahimu, tidaklah semulia Muhammad,
tidaklah setaqwa Ibrahim, pun setabah Ayub atau segagah Musa,
Apalagi setampan Yusuf
Suamimu hanyalah pria akhir zaman yang punya cita-cita membangun keluarga yang sholeh…..

Perkawinan mengajarkan kita kewajiban bersama.

Suami menjadi pelindung , Istri penghuninya
Suami adalah nakoda kapal, Istri navigatornya.
Suami bagaikan balita yang nakal, istri penuntun kenakalannya.
Saat suami menjadi raja, Istri menikmati anggur singgasananya.
Seandainya suami masinis yang lancang
Sabarlah meperingatinya.

Perkawinan mengajarkan kita perlunya iman dan taqwa.

Untuk belajar menitih sabar dan ridho.
Kau bukanlah Khadijar yang begitu sempurna didalam menjaga.
Dan kau pun bukanlah hajar yang begitu setia dalam sengsara.
Kau hanyalah wanita akhir zaman yang berusaha menjadi istri yang sholeha…

Create a free website or blog at WordPress.com.